CASE STUDIES
DAUR AIR
Sri Wigati Trihandini,S.Pd
Saya seorang guru di SDN 2 Bulukerto dan telah mengajar hampir 20 tahun. Selama 12 tahun terakhir ini saya mengajar di kelas 6. Saya selalu membimbing,memotivasi siswa saya yang mengalami hambatan dalam belajar dan memberikan pengayaan kepada siswa yang memiliki motivasi dan intelegensi yang lebih dari siswa lain untuk memacunya ke arah yang lebih baik dengan harapan agar semua peserta didik saya dapat mencapai target seperti yang diharapkan.Saya merasa sangat terbebani dan kecewa apabila setelah proses pembelajaran masih terdapat siswa yang belum memenuhi target yang ingin dicapai.
Rabu 26 Januari 2011,saya mengajar IPA di kelas 5 yang topiknya adalah daur air.Yang saya lakukan selama ini, ketika saya mengajar IPA, saya selalu menggunakan metode ceramah dan diskusi.Jika ini saya lakukan terus menerus ,saya yakin siswa saya hanya sekedar memahami, yang bila saya tanya,” Mengerti anak-anak ?Mengerti,Bu!”. Lebih dari pada itu, saya ingin anak-anak memperoleh gambaran nyata dari apa yang ia pelajari,bukan hanya yang ada di dalam buku.Saya berharap anak-anak memperoleh sesuatu dari apa yang ia lakukan sendiri agar pembelajaran itu lebih membekas di benak anak-anak.
Mulailah saya membuka-buka buku paket dan menyusun RPP. Saya berusaha mempersiapkan bahan yang akan saya gunakan.Ketika memasuki kelas, saya melihat wajah anak-anak yang terpaku melihat saya membawa peralatan yang berupa gelas kimia,jembatan pembakar, lampu spirtus,air,keping kaca, korek api,dan botol air mineral yang berisi benda cair.Saya meletakkan barang barang itu di atas meja.Anak-anakpun mulai berbisik bisik saling bertanya dengan sesama temannya.Mereka mengira yang di dalam botol itu adalah air,padahal yang ada di dalamnya adalah spirtus.Ada beberapa anak yang mendekat ke meja untuk memegang peralatan yang ada di atas meja tersebut.”Bu,ini untuk apa?”Tanya salah seorang siswa.”Ini adalah spirtus,gelas kimia,dan jembatan pembakar”.Setelah saya menjawab sayapun menyuruh anak-anak duduk kembali dan mereka berdoa sebelum memulai pelajaran.
Saya memberi salam terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Anak –anak menjawab salam saya secara serempak. Kemudian saya mengabsen anak-anak satu persatu,barulah saya memulai pelajaran dengan mengajak anak-anak menyanyikan lagu”Tik-tik bunyi hujan” secara bersama-sama.Saya bertanya kepada anak-anak,”Dari nyanyian tadi apa yang turun deras?”.Anak-anak menjawab”Air hujan,Bu”.Kemudian saya menuliskan jawaban anak-anak di papan tulis yaitu air hujan.Kemudian saya bertanya lagi”Siapa yang tahu prosesnya?”Anak-anak terdiam tidak ada yang menjawab.Nah, baiklah anak-anak,agar menjadi lebih jelas hari ini kita akan mempelajari tentang daur air melalui praktikum.Adapun kompetensi dasarnya adalah mendeskripsikan daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya.Adapun tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat mendesikrpsikan proses daur air.
Daur adalah suatu proses yang terjadi secara berulang-ulang.Jadi, daur air adalah sistem peredaran air yang terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang yang dimulai dari air di permukaan laut atau sungai yang mengalami penguapan, lalu naik ke angkasa dan membentuk awan.Karena proses pendinginan awan pun berubah membentuk butir-butir air.Nah, untuk itu mari kita buktikan melalui kegiatan percobaan.
Jumlah siswa di kelas V sebanyak 11 siswa,yang terdiri dari 8 laki-laki dan 3 perempuan.Saya membagi kelas menjadi 3 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa.Ada sedikit kewalahan yang saya rasakan karena kelas tersebut adalah kelas biasa bukan merupakan kelas unggulan, dan anak-anak belum terbiasa dengan cara duduk berkelompok.Mereka kesulitan mencari teman kelompok sehingga kelas menjadi gaduh dan sedikit bising.Namun,setelah saya beri arahan,anak-anakpun mulai tenang.
Karena semua sudah duduk dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan,saya menyuruh seorang anak untuk mewakili kelompoknya tampil ke depan untuk mengambil peralatan praktikum.Ketika anak tersebut kembali ke kelompoknya dengan membawa peralatan praktikum,teman-teman dalam kelompoknya ingin segera melakukan percobaan sebelum ada perintah, dan saya melihat seorang anak bernama Kevin mencium bau spirtus yang ada dalam lampu spirtus.Setelah semua kelompok mendapat bahan dan peralatan,saya membagi lembar kerja yang di dalam lembar kerja tersebut berisi alat dan bahan yang digunakan dan cara kerjanya.Adapun bahan dan alat yang digunakan adalah air,jembatan pembakar,lampu spirtus,gelas kimia,korek api dan keping kaca.
Cara kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Panaskan air dalam gelas kimia sampai mendidih.
2. Setelah mendidih angkat,letakkan keping kaca di atas permukaan air yang telah mendidih beberapa saat.
3. Amati apa yang terjadi pada kepingan kaca tersebut.
4. Jelaskan proses terjadinya butir-butir air tersebut dan buat kesimpulannya.
Sebelum anak-anak bekerja saya mengingatkan pada anak-anak supaya dalam kerja kelompok mereka saling bekerja sama,saling menghargai pendapat teman,tidak boleh saling menyalahkan,bersedia menerima tugas yang telah dibebankan oleh kelompok, dan yang lebih penting adalah dalam melakukan percobaan anak-anak harus berhati-hati dalam bekerja.
Anak-anak pun mulai membaca dan melakukan percobaan seperti yang tertulis dalam lembar kerja :
· Memanaskan air dalam gelas kimia sampai mendidih.
· Pegang keping kaca di atas permukaan air yang telah mendidih beberapa saat.
· Mengamati apa yang terjadi pada kepingan kaca tersebut.
Terlihat di wajah anak-anak satu ekspresi yang sangat menyenangkan dalam melakukan percobaan tersebut.Saya berkeliling memberikan arahan dan bimbingan.Tiba-tiba saya mendengar seorang anak bernama Fania berkata,”Saya pernah memasak air,Bu”.”Oh,benarkah,memangnya kamu bisa?”.”Bisa,Bu”.”Untuk apa,Nak?”.”Untuk membuat kopi,Bu”.
Anak-anak mengamati apa yang terjadi pada gelas kimia ketika air dipanaskan.Bagaimana proses terjadinya butir-butir air tersebut?.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut anak-anak membuat kesimpulan tentang apa yang dilakukan dan yang dilihatnya.Setelah semua kelompok selesai bekerja,saya meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas dengan mewakilkan salah seorang anggota kelompoknya.
Inilah jawaban dari kelompok III yang tampil :
“Saat air mendidih gelembung udara menguap pada kepingan kaca,lalu berubah bentuk menjadi butir-butir air,dan setelah dibiarkan dalam waktu yang cukup lama butir-butir air tersebut jatuh kembali ke dalam gelas kimia”
Adapun jawaban dari kelompok I adalah sbb:
“Air mendidih, lalu membentuk gelembung-gelembung udara yang menguap ke permukaan kepingan kaca,dan berubah membentuk butir-butir air,dan setelah mengalami pendinginan,air turun kembali ke dalam gelas kimia”.
Kesimpulan yang diberikan kelompok II adalah bahwa daur air terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang.
Saya memberikan aplaus kepada setiap kelompok yang tampil.Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan,agar siswa lebih memahami konsep tentang daur air,saya membuat perumpamaan kompor dimisalkan sebagai matahari,air yang ada dalam gelas kimia sebagai air laut atau air sungai,kepingan kaca sebagai angkasa.Karena mengalami pemanasan,air menguap naik ke angkasa menjadi awan.Lama-kelamaan, karena mengalami pendinginan,lalu turun kembali menjadi titik-titik air,yaitu hujan.Jadi kesimpulannya adalah daur air merupakan sistem peredaran air yang terjadi secara terus-menerus.
Karena jam pelajaran telah berakhir,saya menyudahi pembelajaran dengan memberi salam.Saya merasa bahagia karena semua siswa terlihat aktif dalam setiap kegiatan.Namun,ada yang terlupakan ketika saya menyimpulkan pembelajaran.Saya lupa membuat sket daur air.Selain itu saya juga lupa melakukan evaluasi dan refleksi terhadap anak tentang pengalaman belajar yang mereka dapatkan pada pembelajaran hari itu.Akan tetapi,ketika saya akan keluar dari kelas,ada anak yang bertanya pada saya,”Bu, apa besuk ada lagi seperti ini?”.Saya tidak mengerti pertanyaan si anak,apakah ia merasa senang atau tidak.Saya menjawab,”Ada”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar